Masa jenis ikan hanya sedikit lebih besar jika dibandingkan dengan air,
yang merupakan habitat mereka. Ikan juga memiliki daya apung yang hampir
netral, yang berarti gaya yang bekerja terhadap ikan untuk membuatnya
tenggelam kurang lebih sama dengan gaya di dalam ikan yang menyebabkan
ikan tersebut mengapung. Hal ini juga berarti bahwa ikan tidak perlu
bekerja dan mengerahkan energi terlalu banyak untuk dapat mengambang
atau tenggelam di air.
Seperti yang kita ketahui, tekanan di dalam air akan meningkat seiring dengan bertambahnya kedalaman air tersebut. Sebagian besar spesies ikan mengatasi perbedaan tekanan ini dengan menggunakan organ tubuh berbentuk kantong yang disebut dengan kandung kemih berenang (juga disebut kandung kemih gas atau udara). Air akan masuk ke dalam mulut ikan dan melewati insang, dimana oksigen diambil dan dibawa oleh hemoglobin melalui aliran darah. Hemoglobin kemudian melepaskan sebagian oksigen tersebut ke dalam kandung kemih berenang tadi.
Jumlah oksigen dalam kandung kemih berenang inilah yang menentukan daya apung ikan. Jika ikan ingin menyelam lebih dalam, oksigen dalam kandung kemih diserap dengan cara berdifusi ke dalam darah dan selanjutnya keluar kembali dari insang. Sebaliknya jika ikan ingin mengambang, ia akan meningkatkan kembali jumlah udara dalam kandung kemih berenang. Proses ini adalah respon kimia alami terhadap tekanan di sekitar tubuh ikan yang jika kita perhatikan sebenarnya mirip dengan cara kerja kapal selam.
Ketika ikan telah mati, udara tetap berada dalam kandung kemih berenang ini. Udara tersebut kemudian dilepaskan selama proses dekomposisi atau penguraian tubuh ikan. Udara yang dilepaskan tersebut kemudian akan mengisi rongga-rongga dalam tubuh ikan seperti usus yang selanjutnya menjadi "balon" karena terisi penuh dengan udara dan membuat ikan mengapung ke permukaan. Karena sebagian besar massa ikan berupa tulang dan otot pada sisi dorsal atau punggung ikan, dan sisi perutnya menjadi "balon", ikan cenderung untuk mengambang secara terbalik. Namun ikan tidak selalu mengapung ke permukaan dengan segera setelah mati. Mereka mungkin tergeletak di dasar air untuk sementara waktu sampai udara terkumpul di rongga tubuhnya dan dapat membuatnya mengambang.
Seperti yang kita ketahui, tekanan di dalam air akan meningkat seiring dengan bertambahnya kedalaman air tersebut. Sebagian besar spesies ikan mengatasi perbedaan tekanan ini dengan menggunakan organ tubuh berbentuk kantong yang disebut dengan kandung kemih berenang (juga disebut kandung kemih gas atau udara). Air akan masuk ke dalam mulut ikan dan melewati insang, dimana oksigen diambil dan dibawa oleh hemoglobin melalui aliran darah. Hemoglobin kemudian melepaskan sebagian oksigen tersebut ke dalam kandung kemih berenang tadi.
Jumlah oksigen dalam kandung kemih berenang inilah yang menentukan daya apung ikan. Jika ikan ingin menyelam lebih dalam, oksigen dalam kandung kemih diserap dengan cara berdifusi ke dalam darah dan selanjutnya keluar kembali dari insang. Sebaliknya jika ikan ingin mengambang, ia akan meningkatkan kembali jumlah udara dalam kandung kemih berenang. Proses ini adalah respon kimia alami terhadap tekanan di sekitar tubuh ikan yang jika kita perhatikan sebenarnya mirip dengan cara kerja kapal selam.
Ketika ikan telah mati, udara tetap berada dalam kandung kemih berenang ini. Udara tersebut kemudian dilepaskan selama proses dekomposisi atau penguraian tubuh ikan. Udara yang dilepaskan tersebut kemudian akan mengisi rongga-rongga dalam tubuh ikan seperti usus yang selanjutnya menjadi "balon" karena terisi penuh dengan udara dan membuat ikan mengapung ke permukaan. Karena sebagian besar massa ikan berupa tulang dan otot pada sisi dorsal atau punggung ikan, dan sisi perutnya menjadi "balon", ikan cenderung untuk mengambang secara terbalik. Namun ikan tidak selalu mengapung ke permukaan dengan segera setelah mati. Mereka mungkin tergeletak di dasar air untuk sementara waktu sampai udara terkumpul di rongga tubuhnya dan dapat membuatnya mengambang.
Belum ada komentar untuk "Mengapa Ikan Mengambang Setelah Mati ?"
Posting Komentar
Untuk menyisipkan kode, gunakan tag <i rel="code">Kode disini...</i> atau <i rel="pre">Kode disini...</i>
Untuk menyisipkan gambar, gunakan <i rel="image">URL gambar disini...</i>
Untuk menyisipkan catatan, gunakan <b rel="quote">Tulis catatan disini...</b>
Untuk menciptakan efek tebal, gunakan tag <b>Teks anda disini...</b>
Konversi Kode Back to Top